Wisata Perkebunan Teh Kayu Aro

Perkebunan Teh Kayu Aro merupakan kebun teh tertua di Indonesia, yang terletak di Kabupaten Kerinci, Jambi. Kebun teh ini memproduksi teh hitam yang disebut menjadi salah satu teh terbaik di dunia. Selain itu, kebun teh ini juga menjadi tempat wisata dengan keindahan hamparan pohon teh dan Gunung Kerinci.

Kebun teh yang merupakan peninggalan sejak zaman Belanda ini, kini telah dibuka sebagai tempat wisata. Hamparan kebun teh, dengan warna hijau menjadi pemandangan yang indah di kaki Gunung Kerinci. Tak hanya itu, wisatawan pun bisa turut memetik daun teh langsung di Perkebunan Teh Kayu Aro ini.

Sejarah Perkebunan Teh Kayu Aro

Kebun teh ini dibangun oleh pemerintah kolonial Belanda pada sekitar tahun 1925 hingga tahun 1928 bersamaan dengan pabriknya. Lahan yang dulunya berupa hutan, diubah menjadi sebuah perkebunan yang mulanya ditanami kopi. Namun karena hasil yang kurang memuaskan, Belanda pun akhirnya menanami kebun ini dengan tanaman teh.

Perkebunan Teh Kayu Aro dibuka secara resmi sebagai sebuah destinasi wisata. Minat dari pengunjung pun cukup banyak, karena keindahan kebun teh ini dengan udara sejuk khas pegunungan serta megahnya Gunung Kerinci. Tak hanya bisa berkunjung di kebun teh saja, wisatawan juga bisa berkunjung ke pabriknya langsung.

Pesona Perkebunan Teh Kayu Aro

Memiliki luas yang mencapai 3.020 hektar, Perkebunan Teh Kayu Aro tercatat sebagai kebun teh terbesar kedua didunia. Selain itu, tempat ini juga menjadi kebun teh tertinggi kedua di dunia dengan ketinggai 1.600 meter diatas permukaan laut. Posisi pertama ditempati oleh Darjeeling Tea Garden yang berada di India.

Fasilitas Perkebunan Teh Kayu Aro

Pada perkebunan ini juga telah dilengkapi dengan berbagai fasilitas wisata, seperti kamar mandi, tempat parkir, dan juga terdapat mushola atau masjid disekitarnya. Disini wisatawan juga bisa menemukan aneka penjaja kuliner khas Kerinci dengan mudah. Pengunjung pun bisa menikmati langsung Teh Kayu Aro yang memiliki aroma dan rasa khas.

Menikmati Keindahan Kebun Teh

Saat kamu berkunjung ke kebun ini, kamu bisa menikmati indahnya alam Kerinci dengan hamparan hijaunya kebun teh. Kemegahan Gunung Kerinci yang menjadi background kebun teh pun semakin menyempurkan panorama. Kamu bisa menyusuri kebun teh, dan juga merasakan sensasi memetik teh langsung dari pohonnya.

Tips Berwisata di Perkebunan Teh Kayu Aro

• Jika kamu membawa kendaraan pribadi, maka berhati-hatilah saat menuju kebun teh karena jalan yang menanjak dan berkelok tajam.

• Jangan lupa untuk memakai baju hangat atau jaket, karena udara di kebun teh ini sangat dingin.

• Jika kamu ingin wisata petik teh, kamu bisa langsung bertanya kepada pekerja-pekerja di kebun teh.

• Pengunjung harus menjaga kebersihan kebun teh, dan jangan membuang sampah di area kebun teh.

• Jangan sekali-kali merusak pohon-pohon teh di kebun ini.

Keistimewaan yang dimiliki kebun Teh

Pertama, perkebunan ini sudah ada semenjak masa kolonial Hindia Belanda pada sekitar 1925. Inilah yang membuat Kayo Aro disebut sebagai kebun teh tertua di Indonesia.

Kedua, luas kebun teh Kayu Aro sekitar 3.020 hektar dan terletak pada ketinggian 1600 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Ketiga, perkebunan teh yang dikelola oleh PT Perkebunan Nusantara 6 ini dikenal dengan hasil teh yang beraroma tajam dan rasa yang nikmat. Karena kualitasnya, sebagian besar teh di sana diekspor ke Eropa, Rusia, Timur Tengah, Amerika Serikat, Asia Tengah, Pakistan, dan Asia Tenggara.

Keempat, keunikan yang dimiliki perkebunan teh Kayu Aro adalah proses pengelolaannya masih tradisional, serbuk teh tak memakai bahan pengawet atau bahan pewarna tambahan, dan saat mengelola teh pekerja dilarang menggunakan kosmetik untuk menjaga kualitas teh hitamnya.

Perkebunan teh Kayu Aro bisa jadi objek wisata saat berkunjung ke Jambi. Di sana, kita akan disuguhkan pemandangan kebun teh yang serba hijau, udara segar, dan Gunung Kerinci dari jarak yang cukup dekat. Pengunjung yang datang pun akan disambut dengan baik oleh para pekerja di kebun dan diperbolehkan untuk memetik teh sendiri.